Scroll Top

Ekspor Bawang Merah, Aroma Nusantara Mendunia

Ekspor Bawang Merah
Ilustrasi Bawang Merah bumbu dapur.
Sumber foto: istockphoto/@Karisssa.

Ekspor bawang merah di Indonesia ternyata nggak bisa dianggap remeh. Bumbu dapur yang satu ini udah jadi bagian penting dari masakan orang Indonesia.

Mau bikin sambal, tumis, atau masak apa aja, rasanya nggak lengkap tanpa si merah ini. Tapi yang menarik, bawang merah nggak cuma laku di dalam negeri negara lain juga suka, bahkan rela impor dari Indonesia.

Produksi Bawang Merah Indonesia Cukup Melimpah

Indonesia termasuk salah satu produsen bawang merah terbesar di Asia Tenggara. Daerah seperti Brebes, Bima, Enrekang, sampai Sumbawa dikenal sebagai lumbungnya bawang merah.

Petani di sana bisa panen beberapa kali dalam setahun, tergantung musim dan kondisi cuaca. Dengan produksi yang terus berjalan, stok bawang merah kadang melebihi kebutuhan dalam negeri.

Nah, inilah celah ekspor bawang merah mulai terbuka lebar. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tercatat mampu ekspor ribuan ton bawang merah per tahunnya.

Diambil dari kutipan Detik.com, sebanyak 19 ribu ton bawang merah dari brebes, Jawa Tengah, diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara. Selain untuk menyerap hasil petani saat panen raya, ekspor bawang merah ini juga sekaligus untuk menekan inflasi.

Artinya, kualitas dan jumlah udah mulai diakui dunia.

Negara-Negara yang Suka Bawang Merah RI

Beberapa negara tetangga udah rutin impor bawang merah dari Indonesia, seperti:

  • Thailand
  • Malaysia
  • Singapura
  • Vietnam
  • Bahkan beberapa negara di Timur Tengah

Menurut data dari Detik.com, jumlah total bawang merah yang di ekspor mencapai 19 ribu ton. Rincian ekspor itu Singapura 2.000 ton, Thailand 10.000 ton, malaysia 2.000 ton dan Vietnam 5.000 ton.

Permintaan ini biasanya meningkat saat negara-negara tersebut sedang musim paceklik atau kebutuhan mendadak naik (misalnya saat Ramadan atau menjelang hari besar).

Nggak cuma negara-negara Asia aja yang tertarik. Negara-negara Eropa dan Afrika juga mulai melirik produk bumbu dapur dari Asia karena masakan Asia lagi naik daun di dunia internasional.

Jadi bisa dibilang, potensi pasar bawang merah Indonesia itu luas banget.

Kenapa Bawang Merah Indonesia Menarik?

Ada beberapa alasan kenapa bawang merah dari Indonesia diminati:

  • Aromanya lebih tajam dan khas, cocok untuk masakan Asia.
  • Warna lebih menarik, biasanya merah keunguan.
  • Kualitas simpan lumayan lama, apalagi kalau dikeringkan sebagian.

Menurut Hortikultura.pertanian.go.id, bawang merah Glowing asal Bantul memiliki ukuran lebih besar, warna merah terang, aroma lebih menyengat, serta daya simpan yang tinggi. Hal ini membuatnya lebih diminati pasar dan memiliki nilai jual lebih tinggi dibanding bawang merah biasa.

Selain itu, banyak negara lebih suka bawang lokal ketimbang jenis Bombay yang besar tapi kurang wangi. Dari segi rasa juga, bawang merah Indonesia punya karakter yang lebih cocok buat masakan rempah-rempah. Dan ini jadi nilai jual tersendiri.

Peran UMKM dalam Ekspor Bawang Merah

Yang menarik, ekspor bawang merah juga banyak digerakkan oleh pelaku UMKM. Mereka nggak cuma jual bentuk mentah, tapi juga mulai merambah ke produk olahan seperti bawang goreng kemasan kecil, bumbu instan, bahkan sambal botol siap saji.

UMKM biasanya lebih fleksibel dalam inovasi dan kemasan. Mereka paham banget selera pasar luar yang pengin produk praktis tapi tetap autentik.

Dengan bantuan pelatihan ekspor, banyak UMKM yang udah mulai tembus pasar regional. Bahkan ada juga yang kerja sama dengan diaspora Indonesia di luar negeri buat distribusi.

Seperti yang dikatakan oleh Kompas.id, CV Monita Food, pelaku UMKM asal Kuningan, Jawa Barat, berhasil mengekspor bawang goreng ke Belanda. Mereka memanfaatkan peluang dari tren makanan praktis dan jaringan diaspora Indonesia di Eropa.

Tantangan Ekspor Bawang Merah di Lapangan

Meskipun peluang ekspor bawang merah besar, tapi tetap ada tantangannya:

  1. Stabilitas harga dalam negeri
    Kadang saat harga dalam negeri naik, pemerintah membatasi ekspor demi kebutuhan lokal. Ini bikin eksportir harus adaptasi.
  2. Kualitas yang belum seragam
    Bawang merah petani kecil seringkali belum punya standar mutu yang konsisten. Ini bisa jadi PR besar kalau mau bersaing di pasar ekspor.
  3. Proses pascapanen yang belum optimal
    Misalnya soal pengeringan, pengepakan, dan distribusi. Kadang masih banyak yang tradisional dan rentan bikin produk cepat rusak.
  4. Persaingan dari negara lain
    India dan Tiongkok juga jadi pemain besar di pasar bawang merah. Jadi harus ada nilai lebih dari produk kita.
  5. Akses pasar dan perizinan
    Beberapa pelaku usaha masih bingung gimana cara tembus pasar luar. Ditambah lagi, prosedur dan sertifikasi ekspor kadang bikin mumet.

Menurut JangkarGroups.co.id, ekspor bawang merah dari Indonesia juga menghadapi tantangan kayak ketergantungan pada cuaca, perubahan kebijakan impor dari negara tujuan, sampai ketatnya syarat teknis dan administrasi.

 

Baca juga artikel kami tentang Rempah-Rempah lain nya: BACA DISINI!!!

Hilirisasi Bisa Jadi Kunci

Salah satu cara biar ekspor bawang merah makin cuan adalah lewat hilirisasi. Nggak cuma ekspor bentuk mentah, tapi juga bisa dalam bentuk olahan seperti:

  • Bawang merah goreng kemasan
  • Pasta bumbu siap pakai
  • Bawang kering instan

Produk olahan kayak gini lebih tahan lama, nilai jualnya juga bisa naik berkali-kali lipat. Pasar luar negeri pun makin tertarik karena lebih praktis dan nggak ribet urus penyimpanan.

Menurut Brebeskab.go.id, peminat produk turunan bawang merah seperti tepung dari luar negeri terutama Uni Eropa terbilang besar, sayangnya pengembangan masih terkendala alat produksi.

Apalagi, tren sekarang itu semua serba cepat dan praktis. Kalau bisa disajikan tanpa repot kupas atau goreng, pembeli luar pasti lebih senang. Nilai ekspornya pun bisa naik drastis.

Potensi Bawang Merah Organik & Spesialti

Selain volume, ke depan arah ekspor bisa juga difokuskan ke produk yang lebih niche, kayak bawang merah organik atau varietas lokal khas daerah. Misalnya bawang merah khas Bima atau Sumenep yang punya aroma lebih tajam.

Produk spesialti ini biasanya disasar oleh pasar premium di negara-negara yang peduli isu lingkungan dan kesehatan. Mereka rela bayar lebih mahal asal tahu produk yang dikonsumsi berkualitas dan ramah lingkungan.

Kalau petani bisa diarahkan untuk produksi organik atau semi-organik, nilai jual dan daya saing kita makin kuat. Ini bisa jadi langkah baru untuk memperluas jangkauan ekspor tanpa harus bersaing harga di pasar massal.

Potensinya Segede Ini, Masak Mau Diem Aja?

Bawang merah, si kecil pedas dari Indonesia, sekarang nggak cuma jadi andalan di dapur lokal, tapi juga makin dilirik pasar global.

Rasanya yang khas, aromanya yang kuat, dan manfaatnya yang beragam bikin bawang merah Indonesia punya daya tarik tersendiri di mata konsumen luar negeri. Permintaan ekspor yang terus naik membuka peluang baru tinggal gimana kita siap menangkap momentum ini dengan produk yang makin berkualitas.

Bagi kamu yang memiliki bawang merah berkualitas atau rempah-rempah unggulan lainnya, inilah saatnya untuk merambah pasar ekspor.

Jika komoditasnya sudah ada dan ingin ekspor, Eksporior tidak perlu bingung karena saat ini sudah ada program Digiexport yang dipersembahkan AeXI, bagian dari ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia).

Sebagai informasi, Digiexport adalah program yang bisa membantu nelayan, UKM, dan petani untuk memasarkan produknya di pasar internasional. Maka dari itu, program ini dapat membantu para petani rempah-rempah untuk bisa diekspor.

Nah, kalau kamu tertarik mendaftar Digiexport, maka bisa diawali dengan klik banner di bawah ini!

Ekspor Bawang Merah

Related Posts

Leave a comment