Scroll Top

Ekspor Kapulaga: Potensi Rempah Lokal Indonesia di Pasar Global

Ekspor Kapulaga
Ilustrasi dari rempah Kapulaga.
Sumber foto: istockphoto/@Rvimages.

Kapulaga bukan cuma bumbu dapur biasa rempah ini adalah komoditas ekspor bernilai tinggi yang semakin dilirik dunia. Di tengah tren gaya hidup sehat dan permintaan global terhadap bahan alami, kapulaga Indonesia muncul sebagai primadona baru.

Dengan aroma khas, rasa tajam, dan manfaat kesehatan yang luas, kapulaga digunakan dalam berbagai industri dari kuliner, herbal, farmasi hingga kosmetik. Menurut data resmi Tribratanews.polri.go.id, ekspor kapulaga Indonesia pada tahun 2023 mencapai sekitar 21.266 ton senilai USD 65,6 juta, dengan negara tujuan utama seperti Tiongkok, Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan.

Permintaan tinggi dari negara-negara Asia ini menunjukkan bahwa kapulaga Indonesia memiliki daya saing kuat dan memenuhi standar industri global, terutama untuk kebutuhan bahan makanan fungsional dan produk herbal.

Di balik itu semua, ekspor kapulaga juga membawa potensi besar bagi perekonomian nasional, khususnya bagi pelaku UMKM dan petani di daerah penghasil rempah. Melalui pendekatan hilirisasi dan diversifikasi pasar, kapulaga bisa menjadi salah satu ujung tombak ekspor rempah masa depan Indonesia.

Indonesia, Pemain Penting di Pasar Kapulaga

Indonesia menjadi salah satu produsen utama kapulaga dunia, bersanding dengan India, Guatemala, dan Sri Lanka. Kapulaga yang dibudidayakan di Indonesia umumnya berasal dari dua jenis: kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga sejati (Elettaria cardamomum).

Menurut Agrifood.id, kapulaga yang dimaksud merupakan tanaman asli Indonesia, dan mayoritas petani lebih memilih menanam jenis lokal dibanding sabrang dari India. Pada tahun 2023, volume ekspor kapulaga Indonesia tercatat mencapai sekitar 21.266 ton dengan nilai mendekati USD 65 juta.

Angka ini mencerminkan posisi Indonesia sebagai eksportir kapulaga terbesar ketiga di dunia, di bawah Guatemala (sekitar USD 400 juta) dan India (sekitar USD 150 juta). Kapasitas produksi nasional terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan dunia.

Beberapa sentra utama budidaya kapulaga berada di Aceh, Jawa Barat, dan sebagian wilayah Sumatera Barat. Menurut Agrifoo.id, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, kapulaga kerap dimanfaatkan untuk bahan obat, rempah, hingga kosmetik, sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi komoditas penting ekspor ke Timur Tengah, Mesir, dan India.

Negara Tujuan Ekspor Kapulaga

Sebagian besar kapulaga Indonesia diekspor dalam bentuk utuh. Berdasarkan data 2021–2023, China menyerap hampir 97% ekspor kapulaga Indonesia, menjadikannya pasar dominan yang sangat bergantung pada pasokan dari Indonesia. Menurut UKMIndonesia.id, negara tujuan ekspor lainnya seperti Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan hanya menyumbang di bawah 1% dari total ekspor, yang menandakan bahwa diversifikasi pasar masih sangat rendah dan perlu segera diperluas.

Negara-negara tersebut mengimpor kapulaga untuk keperluan industri makanan dan minuman herbal. Kualitas kapulaga Indonesia yang stabil dengan aroma kuat menjadikannya cocok untuk produk teh, jamu, hingga kapsul herbal.

Namun demikian, ketergantungan pada satu pasar besar seperti China menyimpan risiko. Jika terjadi perubahan kebijakan impor atau penurunan permintaan dari China, Indonesia bisa terdampak signifikan.

Peluang dari Pasar Global

Pasar global untuk kapulaga sangat menjanjikan. Permintaan terus meningkat dari berbagai sektor, mulai dari makanan organik, minuman sehat, hingga produk kesehatan berbasis tanaman.

Diambil dari artikel UKMIndonesia.id, disebutkan bahwa lima negara potensial seperti Arab Saudi, UEA, Bangladesh, Mesir, dan Kuwait memiliki potensi ekspor kapulaga Indonesia bernilai jutaan USD, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Negara-negara tersebut yang berada di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Mesir memiliki konsumsi tinggi terhadap kapulaga, terutama untuk masakan tradisional dan ramuan herbal.

Namun sayangnya, penetrasi kapulaga Indonesia ke wilayah ini masih minim. Selain itu, pasar Eropa dan Amerika Serikat juga mulai membuka diri terhadap produk rempah tropis, termasuk kapulaga.

Banyak produsen herbal di Eropa kini mencari alternatif pemasok yang lebih stabil selain India dan Guatemala, menjadikan Indonesia sebagai opsi yang menjanjikan.UMKM dan eksportir lokal seharusnya bisa menangkap peluang ini dengan lebih agresif.

Produk seperti kapulaga bubuk, minyak atsiri kapulaga, atau produk kemasan premium berpeluang mendapatkan nilai jual lebih tinggi di pasar ekspor modern yang menuntut kualitas dan estetika produk.

Hilirisasi Jadi Kunci Daya Saing

Salah satu strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah ekspor kapulaga adalah melalui hilirisasi produk.

Saat ini, sebagian besar ekspor masih dalam bentuk kapulaga mentah atau utuh. Padahal, dengan sedikit sentuhan pengolahan, kapulaga bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi seperti:

  • Kapulaga bubuk kemasan
  • Minyak esensial (essential oil) kapulaga
  • Teh herbal berbasis kapulaga
  • Obat tradisional dalam bentuk kapsul atau serbuk

Hilirisasi tidak hanya memberikan nilai ekonomi lebih tinggi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan memperkuat brand lokal di pasar global.

Tantangan yang Harus Diatasi

Meskipun potensinya besar, ekspor kapulaga masih menghadapi beberapa tantangan serius, antara lain:

  1. Kurangnya Diversifikasi Pasar: Ketergantungan besar pada China membuat posisi ekspor rentan terhadap fluktuasi pasar tunggal.
  2. Kualitas Produk Belum Konsisten: Banyak petani belum memahami standar kualitas internasional, mulai dari kebersihan, kadar air, hingga pengemasan.
  3. Minimnya Infrastruktur Pasca Panen: Kapulaga mudah rusak jika tidak ditangani dengan benar. Diperlukan pengeringan dan penyimpanan modern.
  4. Kurangnya Branding Produk: Produk kapulaga Indonesia belum banyak yang dikenal secara merek di pasar global.

Kapulaga, Rempah Masa Depan Ekspor Indonesia

Dengan dukungan yang tepat, kapulaga bisa menjadi rempah unggulan ekspor Indonesia. Aromanya yang kuat, manfaat kesehatannya yang luas, dan ketersediaan lahannya membuat Indonesia punya semua modal untuk menjadi pemimpin pasar dunia.

Kapulaga Indonesia memiliki peluang cerah tidak hanya sebagai komoditas mentah, tetapi juga dalam bentuk olahan bernilai tinggi. Jika tantangan seperti akses pasar, kualitas produk, dan branding bisa diatasi, kapulaga berpotensi menjadi “emas hijau” baru dari sektor pertanian Indonesia. Punya rempah-rempah kapulaga tapi bingung gimana cara Ekspor nya? jangan khawatir!

Jika komoditasnya sudah ada dan ingin ekspor, Eksporior tidak perlu bingung karena saat ini sudah ada program Digiexport yang dipersembahkan AeXI, bagian dari ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia).

Sebagai informasi, Digiexport adalah program yang bisa membantu nelayan, UKM, dan petani untuk memasarkan produknya di pasar internasional. Maka dari itu, program ini dapat membantu para pengusaha UKM bisa ekspor.

Nah, kalau kamu tertarik mendaftar Digiexport, maka bisa diawali dengan klik banner di bawah ini!

Related Posts

Leave a comment