Scroll Top

Hilirisasi Kemenyan, Buka Jalan Ekspor Global!

Hirilisasi kemenyan
Ilustrasi kemenyan. Sumber foto: istockphoto/@Madeleine_Steinbach.

Hilirisasi kemenyan menjadi langkah strategis yang semakin relevan di tengah meningkatnya permintaan global terhadap produk berbasis bahan alami.

Di balik kepulan asap dan aroma khasnya yang kerap digunakan dalam ritual keagamaan atau tradisi adat, kemenyan ternyata menyimpan potensi ekonomi yang besar.

Komoditas ini semakin diminati oleh pasar global, terutama karena tren gaya hidup alami yang berkembang pesat. Industri aromaterapi, parfum, hingga farmasi kini melihat kemenyan sebagai bahan baku penting dengan nilai jual tinggi.

Indonesia sebagai salah satu produsen utama kemenyan dunia punya peluang besar untuk menjadikan produk ini sebagai andalan ekspor.

Namun, seperti halnya komoditas ekspor lainnya, ekspor kemenyan pun menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari pengolahan yang masih tradisional, kurangnya inovasi produk, hingga minimnya penetrasi ke pasar global secara langsung.

Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu kemenyan, potensinya sebagai komoditas ekspor, dan bagaimana strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar kemenyan Indonesia ke level internasional. Yuk Eksporior, simak artikel berikut!

Apa itu Kemenyan?

Dikutip dari hellosehat.com, kemenyan adalah getah pohon yang termasuk dalam species Stryraz. Nama lain untuk kemenyan adalah benzoin.

Getah ini dihasilkan dengan cara melukai kulit batang pohon, kemudian dikumpulkan, dijemur hingga kering, dan dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan.

Di kalangan masyarakat Indonesia, getah ini populer karena aromanya yang khas serta kerap digunakan dalam ritual keagamaan, pengobatan tradisional, hingga sebagai bahan pengharum.

Potensi Ekspor Kemenyan

Dominasi Indonesia di Pasar Global

Dalam potensi ekspor kemenyan ini Indonesia menempati posisi utama di pasar global sebagai produsen sekaligus eksportir kemenyan terbesar di dunia.

Mengutip dari Kompas.com, Indonesia menguasai sekitar 80% pasar kemenyan global. Pada tahun 2024, nilai ekspor kemenyan Indonesia tercatat mencapai 52,1 juta dolar AS atau setara dengan Rp847,14 miliar (kurs Rp16.260), dengan total volume ekspor mencapai 43.100 ton.

Negara-negara tujuan utama ekspor kemenyan Indonesia antara lain China, Prancis, India, dan Uni Emirat Arab. Permintaan pasar yang terus meningkat ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar melalui strategi hilirisasi produk.

DORONGAN WAPRES GIBRAN tentang Hilirisasi Kemenyan

Dikutip dari Cnnindonesia.com, dalam upaya mendorong hilirisasi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa persepsi masyarakat terhadap kemenyan perlu diubah. Ia menegaskan, “Saya pernah bicara soal hilirisasi kemenyan, banyak yang menertawakan. Katanya, ‘Wong kemenyan buat dukun dan sebagainya’. Salah! Kemenyan itu sama berharganya dengan nikel,” ujarnya dengan tegas.

Gibran juga menambahkan bahwa hilirisasi kemenyan seharusnya menjadi bagian dari agenda riset generasi muda. “Kita perlu mendorong anak-anak muda untuk melakukan riset. Pemerintah siap menyediakan fasilitas yang memadai, peralatan modern, dan dukungan penuh untuk proses hilirisasi. Bukan hanya hilirisasi nikel, tetapi juga kemenyan. Masih banyak potensi yang saya lihat, termasuk di daerah Humbang Hasundutan (Humbahas),” jelasnya.

Hilirisasi kemenyan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengekspor kemenyan dalam bentuk mentah tanpa proses pengolahan lanjutan. Padahal, kemenyan bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti parfum, minyak esensial, lilin aromaterapi, hingga kosmetik berbahan alami.

Jika hilirisasi ini digerakkan secara serius, nilai ekspor kemenyan Indonesia bisa meningkat secara signifikan. Selain itu, proses ini juga berpotensi menciptakan banyak lapangan kerja baru, terutama di sektor UMKM dan industri kreatif. Oleh karena itu, hilirisasi menjadi strategi kunci dalam meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan keberlanjutan industri kemenyan Indonesia di pasar internasional.

Inilah poin penting yang ditekankan Wapres Gibran. Melihat kemenyan sebagai bahan industri masa depan, bukan sekadar warisan budaya.

Hilirisasi sebagai Strategi Peningkatan Nilai Ekspor

Hilirisasi kemenyan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengekspor kemenyan dalam bentuk bahan mentah, tanpa proses pengolahan lanjutan.

Padahal, kemenyan bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti:

  • parfum alami,
  • minyak esensial,
  • lilin aromaterapi,
  • hingga kosmetik berbahan dasar organik.

Jika hilirisasi ini digerakkan secara serius, nilai ekspor kemenyan Indonesia bisa meningkat secara signifikan. Selain itu, proses ini juga berpotensi menciptakan banyak lapangan kerja baru, terutama di sektor UMKM dan industri kreatif.

Oleh karena itu, hilirisasi menjadi strategi kunci dalam:

  • meningkatkan nilai tambah,
  • memperkuat daya saing,
  • dan memastikan keberlanjutan industri kemenyan Indonesia di pasar internasional.

Yuk, Waktunya Ekspor Kekayaan Alam indonesia

Kemenyan bukan sekadar komoditas hasil hutan dengan nilai rendah, melainkan aset strategis yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lewat hilirisasi.

Dengan mengolah kemenyan menjadi produk bernilai tambah, Indonesia dapat menguasai pasar global, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat daya saing industri.

Dukungan pemerintah memudahkan peluang ekspor produk setengah jadi maupun jadi, membuka kesempatan bagi pelaku usaha berbahan baku kemenyan.

Jika komoditasnya sudah ada dan ingin ekspor, Eksporior tidak perlu bingung karena saat ini sudah ada program Digiexport yang dipersembahkan AeXI, bagian dari ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia).

Sebagai informasi, Digiexport adalah program yang bisa membantu nelayan, UKM, dan petani untuk memasarkan produknya di pasar internasional. Maka dari itu, program ini dapat membantu para petani rempah-rempah untuk bisa diekspor.

Nah, kalau kamu tertarik mendaftar Digiexport, maka bisa diawali dengan klik banner di bawah ini!

Related Posts

Leave a comment