Scroll Top

Ketoprak dan Sejarahnya: Kuliner Merakyat Sepanjang Masa

Ketoprak dan sejarahnya
Ilustrasi dari ketoprak.
Sumber: Canva/@Rohecreativestudio.

Ketoprak dan sejarahnya selalu menarik untuk dibahas. Makanan khas Betawi ini bukan hanya sekadar hidangan kaki lima, tapi juga bagian dari identitas budaya Indonesia. Dengan bumbu kacang yang gurih, lontong atau ketupat yang mengenyangkan, serta taburan tauge dan kerupuk renyah, ketoprak berhasil mencuri hati masyarakat dari masa ke masa.

Hingga kini, ketoprak tetap menjadi salah satu kuliner tradisional paling populer dan dicintai banyak orang. Yuk eksporior, kita bahas sejarah dari ketoprak!

Ketoprak dan Sejarahnya di Jakarta

Ketoprak dikenal luas sebagai makanan khas Betawi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Ada beberapa versi cerita mengenai asal-usul namanya. Sebagian orang menyebut kata “ketoprak” berasal dari singkatan ketupat, toge, dan prak bunyi ulekan bumbu kacang saat ditumbuk di cobek. Versi lain mengatakan bahwa dulu pedagang keliling membawa gerobak dan suara “prak-prak” dari alat masaknya menjadi ciri khas mereka.

Terlepas dari versi mana yang benar, sejarah ketoprak Betawi menggambarkan filosofi sederhana masyarakat: makanan murah, praktis, namun sarat makna. Menariknya, istilah ketoprak juga muncul dalam khazanah budaya Jawa. Seperti disebutkan dalam artikel Kumparan.com, Ketoprak diyakini muncul pada abad ke-19 sebagai hiburan sederhana yang dimainkan oleh masyarakat pedesaan Jawa.

Dari masa ke masa, ketoprak menjadi simbol kebersamaan karena bisa dinikmati siapa saja, tanpa memandang latar belakang sosial.

Bahan Ketoprak Tradisional dan Ciri Khasnya

Kalau membahas ketoprak dan sejarahnya, tentu tak lepas dari bahan-bahan tradisional yang selalu digunakan. Satu porsi ketoprak biasanya terdiri dari:

  • Lontong atau ketupat sebagai sumber karbohidrat.
  • Tahu goreng yang dipotong kecil.
  • Bihun lembut untuk menambah tekstur.
  • Tauge segar sebagai sumber serat.
  • Kerupuk gurih sebagai pelengkap.
  • Dan yang utama, bumbu kacang dengan cita rasa manis, gurih, dan sedikit pedas.

Bumbu kacang inilah yang menjadi jiwa ketoprak. Terbuat dari kacang tanah goreng yang diulek bersama bawang putih, cabai, gula merah, dan garam, kemudian diberi sedikit air asam. Perpaduan sederhana ini menciptakan rasa yang khas dan membuat ketoprak berbeda dari makanan tradisional lainnya.

Ketoprak dalam Kehidupan Sehari-hari

Seiring berjalannya waktu, ketoprak tradisional Indonesia tak hanya menjadi makanan khas Jakarta. Kini, ketoprak bisa ditemukan hampir di seluruh Indonesia, dari warung tenda di pinggir jalan hingga restoran modern.

Masyarakat menyukai ketoprak karena harganya terjangkau, porsinya mengenyangkan, dan rasanya selalu konsisten. Mahasiswa, pekerja kantoran, hingga keluarga sering menjadikannya pilihan sarapan atau makan siang. Bahkan, di beberapa negara, ketoprak sudah mulai diperkenalkan sebagai bagian dari kuliner nusantara.

Dari Sejarah Ketoprak ke Kesadaran Kehalalan

Jika ditinjau dari ketoprak dan sejarahnya, makanan ini memang identik dengan bahan nabati. Namun, bukan berarti semuanya otomatis aman tanpa perhatian khusus. Beberapa bahan tambahan perlu diperhatikan, misalnya:

  • Kecap manis, apakah diproduksi sesuai standar halal.
  • Kerupuk, karena ada yang memakai bumbu tambahan tertentu.
  • Minyak goreng, yang digunakan untuk mengolah tahu dan bumbu kacang.

Di era modern, konsumen semakin peduli pada kualitas dan keamanan makanan. Itulah mengapa kehalalan menjadi aspek penting, bukan hanya sekadar soal bahan utama, tetapi juga proses produksi hingga distribusinya.

UMKM Kuliner dan Sertifikasi Halal

Bagi para pelaku UMKM, memahami ketoprak dan sejarahnya bisa menjadi inspirasi untuk menjaga keaslian tradisi sekaligus meningkatkan daya saing bisnis. Salah satu langkah penting adalah mengurus sertifikasi halal.

Manfaat sertifikasi halal bagi usaha kuliner antara lain:

  • Meningkatkan kepercayaan konsumen, karena produk terjamin aman dan sesuai standar.
  • Memperluas pasar, termasuk peluang masuk ke retail modern hingga ekspor.
  • Membangun citra positif, karena brand kuliner dianggap lebih profesional dan bertanggung jawab.

Dengan sertifikasi halal, kuliner tradisional seperti ketoprak tidak hanya dikenal karena rasanya yang enak, tapi juga karena kualitas dan kepercayaannya.

Saatnya Sertifikasi Halal untuk Usaha Ketoprak

Sertifikasi halal untuk kuliner tradisional bukan hanya sekadar kewajiban hukum, tetapi juga wujud komitmen pelaku usaha dalam menjaga kualitas dan membangun kepercayaan konsumen. Dengan adanya sertifikat halal, pembeli akan merasa lebih yakin bahwa makanan yang mereka konsumsi aman dan sesuai dengan prinsip agama.

Bagi kamu yang menjalankan usaha ketoprak atau bisnis kuliner lainnya, sertifikasi halal merupakan langkah penting untuk menjamin keamanan produk sekaligus memperluas pasar. Jika kamu masih bingung bagaimana dan di mana mendapatkan sertifikasi halal, jangan khawatir.

Yuk, ikuti pelatihan sertifikasi halal dan pastikan produk kulinermu sudah memiliki sertifikat resmi! Jika membutuhkan bantuan dalam proses sertifikasi, Sa’adah Global siap mendampingi.

Sa’adah Global merupakan bagian dari ekosistem ExportHub.id (dimiliki oleh PT Usaha Dagang Indonesia). Dengan berkolaborasi bersama Sa’adah Global, kamu bisa mendapatkan pendampingan dan pengurusan sertifikasi halal dengan lebih mudah.

Untuk informasi lebih lanjut, Eksporior bisa langsung menghubungi admin di sini!

Related Posts

Leave a comment